Pendidikan menurut
bahasa merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara suatu tuntutan didalam tumbuh kembangnya
anak-anak, maksudnya ialah bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat . Karakter
menurut bahasa merupakan watak sifat batin yang mempengaruhi segenap pikiran,
perilaku, budi pekerti dan tabiat yang dimiliki manusia. Sedangkan menurut ahli
psikologi, karakter adalah sebuah system keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan
tindakan seorang individu. Pendidikan karakter merupakan suatu penanaman
nilai-nilai karakter dalam proses tumbuh kembang anak mulai dari balita hingga
dewasa atau long life education. Penguatan pendidikan moral atau pendidikan
karakter saat ini relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda. karena
saat ini marak sekali kasus perkosaan dan pembunuhan tak hanya itu masih banyak
kejahatan lainnya bahkan pelaku dan korbannya masih di bawah umur. Seperti
kasus pemerkosaan yuyun, penyayatan di Yogyakarta, penembakan di Magelang,
Pembunuhan seorang pekerja pabrik, korupsi, penganiayaan dan masih banyak lagi
kasus yang lain. Yang akhir- akhir ini terjadi banyak kasus yang melibatkan
anak dibawah umur. Salah satu upaya yang bisa dilakukan dengan menanamkan
nilai-nilai moral sejak dini.
Tumbuh kembang anak
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor internal dan faktor eksternal,
faktor internal yaitu yang pertama Gen, salah satu faktor yang mempengeruhi
pling besar dan tumbuh dan perkembangnya nak. Karena gen itu bawaan dari orang
tua. Misalkan, orangtuanya berbadan tinggi, maka anaknya akan mewarisi pula
badan yang tinggi seperti orangtuanya dan begitu sebaliknya. Yang kedua
Ras, mempengaruhi tumbuh kembang anak,
misalkan pertumbuhan anak di Indonesia berbeda dengan tumbuh kembangnya anak
Amerika. Lalu yang ketiga Jenis kelamin ,menentukan kecepatan pertumbuhan dan
perkembangan. Anak laki-laki biasanya lebih lambat perkembanganya saat sebelum
pubertas, tapi setelah pubertas anak laki-laki akan tumbuh sangat cepat dan
mengungguli anak perempuan. Faktor eksternal meliputi lingkungan prenatal dan
lingkungan postnatal. Lingkungan prenatal ialah lingkungan ketika masih dalam
kandungan. Faktor prenatal ini yang berpengaruh yaitu saat ibu kondisi hamil,
faktor mekanis, taksin atau zat kimia, gizinya terpenuhi atau tidak karena saat
dalam kandungan itu menentukan pembentukan organ dan yang lainya.Lingkungan
postnatal adalah lingkungan setelah kelahiran, atau semasa didunia. Lingkungan
postnatal yaitu meliputi lingkungan social, pertumbuhan dan perkembangan
manusia sejak lahir berlangsung pada lingkungan social yang meliputi semua
manusia yang berada pada lingkungan makhluk hidup itu. Interaksi antara
individu dengan lingkungan social itulah yang memungkinkanya untuk melaksanakan
tugas-tugas perkembanganya sehingga dapat mencapai keterampilan sesuai tingkat
perkembanganya, disinilah peran lingkungan nampak, karena lingkungan diharapkan
mampu memberikan stimulant agar anak dapat berkembang secara wajar, baik, dan
lancar. Dalam pendidikam karakter faktor lingkungan yang menentukan karena
karakter berhubungan dengan tingkah laku kepribadian dalam bersosialisasi.
Menurut Ki Hajar Dewantara
tripusat pendidikan yaitu, alam keluarga, alam perguruan/sekolah, dan alam
masyarakat. Yang pertama alam keluarga atau lingkungan keluarga merupakan
pendidikan pertama bagi anak, karena kelurga sebagai sosialisasi primer. Dalam
sosialisasi primer ini seorang individu sedang menjalani sebuah tahapa
persiapan. Oleh karena itu, keluarga sangatlah penting dalam tumbuh kembang
perilaku individu. Keluarga bisa menciptakan seseorng individu dengan peran
social tertntu di masyarakat. Contoh sosialisasi primer dalam keluarga terjadi
interaksi-interaksi pertama yang membentuk suatu kepribadian. Peran orang tua
dalam hal ini sangatlah penting dalam menanamkan nilai-nilai kehidupan. Pengaruh
orangtua sangatlah penting karena sehari-hari anak bertemu dengan orangtuanya.
Orangtua sebagai tauladan. Apalagi anak-anak yang masih belajar lewat meniru,
setiap saat mereka mengamati, telinganya menyimak dan pikiranya mencerna apapun
yang dilakukan orangtua, anak dapat tumbuh menjadi sosok yang sangat mirip dengan
orangtua versi kecil. Pada usia 3tahun barulah anak meniru aspek yang
berhubungan dengan sopan santun dan bahasa. Anak tidak paham apa yang dilakukan
orangtua, mengapa bersikap baik atau buruk. Kalau orangtua berlaku baik maka
anak akan baik juga, sebaliknya jika orangtua adalah orang yang berfikiran
sempit dan penuh kebencian pada orang lain yang tidak sepaham, maka sikap
negative inipun akan ditiru oleh anak dan menjadi dasar bagaiman ia
memperlakukan sesama saat dewasa nanti.
Tripusat pendidikan yang
kedua ialah alam sekolah, sekolah merupakan tempat untuk mendidik anak secara
formal. Namun tidak hanya itu, sekolah sudah seharusnya menanamkan nilai-nilai
dan mendidik anak tidak hanya dari segi akademis saja. Banyak prestasi yang
sudah dicapai oleh anak namun dalam hal kecerdasan dan emosional anak masih
jauh ketinggalan. Individu justru terbentuk menjadi manusia yang egois yang
penting nilai tinggi dan ber[restasi tapi sosialnya nol. Padahal kalau kita mau
mengkaji atau menganalisis, dalam setiap mata pelajaran dapat kita kaitkan
dalam penanaman nilai karakter misalnya, di pelajaran Pkn ada seperti
pancasila, apa itu harga diri, tentang berbangsa dan bernegara atau seperti di
pelajaran ips kita diajarkan tentang masalah sosial, mungkin itu yang baik atau
buruk dan dampak serta akibatnya, disitu dapat kita ketahui sesuatu yang
merugikan orang lain dan kita sendiri, seharusnya kita dapat mengambil
nilai-nilai dari setiap mata pelajaran. Kebiasaan yang dapat dilakukan misalkan
dengan salam, sapa, senyum.
Tripusat pendidikan
yang ketiga ialah alam masyarakat atau lingkungan. Lingkungan masyarakat juga
mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman nila-nilai etika. Masyarakat
disini ialah orangtua yang tidak dekat, tidak dikenal, tidak memiliki ikatan
keluarga. Orang-orang inilah yang dapat memberikan contoh, mengajak, atau
melarang anak dalam melakukan suatu perbuatan. Misalkan, bergotong royong
seperti kerja bakti, menegur anak yang berbuat tidakbaik. Namun banyak orang
yang tidak peduli dengan hal ini, mereka tidak merasa bertanggungjawab,
menganggap perbbuatan itu hal yang biasa. Dalam lingkungan rumah misalnya, jika
didekatnya banyak orang yang merokok sembarang dan tidak peduli dengan
anak-anak disekitarnya, mereka juga bisa menirukn dan mencoba lalu menjadi
perokok, namun bagi orang disekitarnya itu adalah hal yang wajar apalagi anak
laki-laki jadi banyakyang dibiarkan begitu saja.
Jadi, dapat disimpulkan
bahwa pendidikan karakter sejak dini sngatlah penting, untuk tumbuh kembang
anak dan untuk mengatasi minimnya moral saat ini. Tidak hanya dikeluarga saja
tetapi juga sekolah dan masyarakat, semua lapian masyarakat harus sadar dan
melakukan upaya dalam hal ini. saya selain menanamkan nilai moral ada baiknya
diimbangi dengan agama (iman) dan akhlak yang baik, tentu peran orangtua dan
sekolah juga masyarakat sangat diperlukan dalam pengawasan dan rasa tanggung
jawab bahwasanya semua harus peduli akan hal ini, lebih baik jika setiap
lapisan masyarakat sadar akan perlunya penanaman nilai moral dan agama agar
bangsa kita dapat menjadi bangsa yang maju dalam bidang iptek namun tetap
bermoral dan berakhlak mulia.
No comments:
Post a Comment