Kulelah menulis sajak-sajak cinta
Bosan merangkai puisi-puisi patah hati
Bait-bait tentang mimpi tak berkesudahan
Provokasi atas nama keajaiban perasaan
Menyerukan kebencian untuk sebuah rasa kasihan
Ah, hal bodoh apa lagi yang aku pukirkan
Dan ini serius, aku muak pada semua aksara diotakku
Kamu... kamu... kamu... semua hanya kamu!
Aku ingin menulis tentangmu
Tapi aku hanya tahu kamu
Lantas apa yang bisa aku toreh
Jika semua aksara terkunci pada kamu?
Kita bisa saja menulis hal yang tak kita ketahui
Membubuhkan puja puji atau cacimaki
Menempelkan bayang-bayang atau angan-angan
Menggelar prediksi atau sekedar menghakimi
Aku bisa saja menulis kamu
Seperti coretanku dihari-hari yang lalu
Tunggu...
Atau mungkin aku hanya menulis aku
Lantas sembunyi dibalik semu kata kamu
Bolehkah puisiku berakhir dibait ini?
Kulelah menulis sajak-sajak cinta
Bosan merangkai puisi-puisi patah hati
Namun jika kelak semesta merestui
Kuharap aku bisa menulis kamu
Kamu yang sebenarnya kamu
Yang berpendar dalam bola mataku
Kutulis kamu tanpa aksara
Tanpa kata untuk terbaca siapa-siapa
Jika kelak semesta merestui
Kau akan membacanya
Bahkan tanpa harus membuka mata
Bosan merangkai puisi-puisi patah hati
Bait-bait tentang mimpi tak berkesudahan
Provokasi atas nama keajaiban perasaan
Menyerukan kebencian untuk sebuah rasa kasihan
Ah, hal bodoh apa lagi yang aku pukirkan
Dan ini serius, aku muak pada semua aksara diotakku
Kamu... kamu... kamu... semua hanya kamu!
Aku ingin menulis tentangmu
Tapi aku hanya tahu kamu
Lantas apa yang bisa aku toreh
Jika semua aksara terkunci pada kamu?
Kita bisa saja menulis hal yang tak kita ketahui
Membubuhkan puja puji atau cacimaki
Menempelkan bayang-bayang atau angan-angan
Menggelar prediksi atau sekedar menghakimi
Aku bisa saja menulis kamu
Seperti coretanku dihari-hari yang lalu
Tunggu...
Atau mungkin aku hanya menulis aku
Lantas sembunyi dibalik semu kata kamu
Bolehkah puisiku berakhir dibait ini?
Kulelah menulis sajak-sajak cinta
Bosan merangkai puisi-puisi patah hati
Namun jika kelak semesta merestui
Kuharap aku bisa menulis kamu
Kamu yang sebenarnya kamu
Yang berpendar dalam bola mataku
Kutulis kamu tanpa aksara
Tanpa kata untuk terbaca siapa-siapa
Jika kelak semesta merestui
Kau akan membacanya
Bahkan tanpa harus membuka mata
No comments:
Post a Comment